Makassar - Puisi Hari Guru menggambarkan perjuangan dan ketulusan para pahlawan pendidikan. Puisi tentang guru juga bisa menjadi referensi jika hendak mengikuti perlombaan di saat Hari Guru atau yang dikenal sebagai "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" memiliki peran penting dalam dunia pendidikan. Ada berbagai cara untuk menghargai jasa-jasa memberikan bunga atau hadiah, memberikan ucapan selamat, atau dengan membacakan puisi tentang guru. Hari Guru Nasional diperingati setiap 25 November 2022. Biasanya akan ada berbagai perlombaan yang digelar untuk memperingati jasa-jasa guru, termasuk lomba berikut 30 puisi Hari Guru detikSulsel dilansir dari berbagai sumber, yang dapat dibacakan, atau pun menjadi referensi saat akan membuatnya Kahlil GibranBarang siapa mau menjadi guruBiarlah dia memulai mengajar dirinya sendiriSebelum mengajar orang lainDan biarkan pula dia mengajar dengan teladanSebelum mengajar dengan kata-kataSebab, mereka yang mengajar dirinya sendiriDengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiriLebih berhak atas penghormatan dan kemuliaanDaripada mereka yang hanya mengajar orang lainDan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lainPuisi Hari Guru 2Terima Kasih GuruKarya Chairil AnwarTerima kasih, guruUntuk teladan yang telah kau berikanAku selalu mempertimbangkan semua yang kau ajarkanDan merefleksikan itu semua pada karakter dan pribadikuAku mau menjadi sepertimuPintar, menarik, dan gemesinPositif, percaya diri, protektifAku mau menjadi sepertimuBerpengatahuan, pemahaman yang dalam,Berpikir dengan hati dan juga kepalaMemberikan kami yang terbaikDengan sensitif dan penuh perhatianAku mau menjadi sepertimuMemberikan waktumu, energi, dan bakatUntuk menyakinkan masa depan yang cerah pada kita semuaTerima kasih, guruYang telah membimbing kamiAku mau menjadi sepertimuPuisi Hari Guru 3Bintang Karya Chairil AnwarAku mencintai kelasmuKamu membantuku 'tuk melihatBahwa untuk hidup bahagiaBelajar adalah kuncinyaKamu memahami muridmuKamu perhatian dan pandaiKamu guru terbaik yang pernah adaAku tahu itu dari awal kita bertemuAku memperhatikan kata-katamuKata-kata dari seorang guru sejatiKamu lebih dari teladan terbaikSebagai guru, kamu adalah bintangPuisi Hari Guru 4Guruku A+Karya Chaeril AnwarMataku terperosok ke depanKala engkau memasuki kelasEngkau seorang guru yang lucuEngkau seorang guru yang kerenEngkau pintar, imut, dan ramahEngkau yang menolong kamiDan bila aku menilaimuBagiku, engkau A+Puisi Hari Guru 5Didikan KerasKarya Chairil AnwarKetika aku memasuki kelasmu, aku berpikirTantangan apa yang akan kau berikan padakuKamu memberiku motivasi untuk melewatinyaDan menolak kelemahan yang meragukan diriKamu sungguh telah membuka pikirankuDengan kebijakan, keras dan ketegasanKamu membantuku untuk melihat atasMenemukan tujuan yang harus kucapaiKamu mengeluarkanku dari kegalauanTerima kasihku atas jerih payahmuApa yang kau ajarkan akan menumbuhkankuPerhatianmu sangat menyentuh hati dan pikirankuAku akan selalu mengingat jeweranmuAku berharap semua guru sepertimuPuisi Hari Guru 6Guruku Nomor SatuKarya Chairil AnwarDengan namamu yang pengasih dan bahagia karena kamu adalah gurukuAku menikmati setiap pelajaran yang kamu ajarkanSebagai seorang teladan, kamu menginspirasikuUntuk bermimpi, untuk bekerja dan untuk menggapaiDengan kebaikanmu, aku memperhatikanmuTiap hari kamu menanamkan benih-benihDengan motivasi dan pengalaman hidupmuAgar kutahu, agar kutumbuh dan agar kusuksesKamu menolongku mengembangkan potensikuAku berterima kasih untuk semua jasa-jasamuAku mendoakanmu tiap hari, dan aku ingin berkataSebagai seorang guru, kamu nomor satu!Puisi Hari Guru 7GurukuKarya KH A Mustofa Bisri Gus MusKetika aku kecil dan menjadi muridnyaDialah di mataku orang terbesar dan terpintarKetika aku besar dan menjadi pintarKulihat dia begitu kecil dan luguAku menghargainya duluKarena tak tahu harga guruAtaukah kini aku tak tahuMenghargai guru?Puisi Hari Guru 8GurukuKarya Asty KusumadewiDengan letih kau mengajarikuDengan sabar kau mengajarikuDengan hati kau mengajarikuDengan senyum kau mengajarikuArti dari sebuah rasa ikhlasArti dari sebuah rasa tulusItulah definisi dari dirimuGuru terbaikkuKau ajarkan semua hal baruMembacaMenulisBerceritaHingga aku pandai dalam mengejaGuruku,Kaulah manusia yang kudoakan setelah orang tuakuPenuh kasih sayang kau berikan padakuTerima kasih atas dedikasimuSemoga engkau sehat selaluPuisi Hari Guru 9Pena Sang GuruKarya Mesdiana, gurukuTak pernah bosan menari-nari di dirikuMenuliskan banyak warna di jiwakuCoretan lembut, hangat menyentuh kalbukuPena guruku hebatKarena penanya aku tak telatTugas-tugasku tak lambatWalau panas matahari menyengat hingga hujan lebatPena guruku sangat mengagumkanAku pun terbuai anganDunia akan kuguncangkanMenuju sebuah pencapaianKuingin penaku seperti miliknyaMenggoreskan, melukiskan dan mewarnai anak bangsaHasil penamu tak kunjung penuh maknaKaulah sang penaku yang berjuang sepenuh jiwaPuisi Hari Guru 10Pesan untuk GurukuKarya Lisa Ardhian Widhia SariDalam lirih keluh di bibirkuAku benar tak maksud membencimu, wahai gurukuEgo kami masih bangkitkan raguKesal dan bosan terus menipu, hati ini larut membisuDi relung terdalam, aku juga pernah sadarKelabunya di mataku, kau tetaplah pengajarMengalirkan bakti tanpa ingkarDemi negeri agar tidak buyarPuisi Hari Guru 11GurukuKarya AliEngkau selalu sabar dalam menghadapi kuEngkau selalu tabah memberikan ilmuOh guru ku,Engkau selalu sayang kepada kuMeski aku membuatmu marahOh guru ku,Engkau memilihku atau membimbingku di jalan yang lurusEngkau membuat ku sukses hingga saat iniPuisi Hari Guru 12Sang PengabdiKarya ZanizaSetiap pagi kau susuri jalan berdebuBerpacu waktu demi waktuTak hirau deru kendaraan lengkingan knalpotTak hirau dingin memagutKala sang penguasa langit tuangkan cawannyaWajah-wajah lugu haus kan ilmuMenari-nari di pelupuk mata menungguUntaian kata demi kata terucap seribu maknaUntaian kata demi kata terucap penyejuk jiwaRuang persegi jadi saksi bisu pengabdianmuMenyaksikan tingkah polah sang penerusCanda tawa penghangat suasanaHening sepi berkutat dengan soalLengking suara kala adu argumenRuang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmuEntah berapa tinta tergores di papan putihEntah berapa lisan terucap sarat maknaEntah berapa lembaran tumpahan ilmu terkoreksiEntah berapa ajaran budi kau tanamkanWaktu demi waktu dijalani hanya demi mengabdi Berserah diri mengharap kasih ilahiIlmu kau beri harap kan berartiSatu persatu sang penerus silih bergantiTumbuh menjadi tunas-tunas negeriKau tetap di sini setia mengabdiSampai masa kan berakhir nantiPuisi Hari Guru 13Tombak KeberhasilankuKarya Amanda Nurdhana DPena menari di atas kertaskuMenuliskan setiap kata yang kau ucapkanMemberikan secercah cahaya dalam kegelapanMenuntunku menuju jalan kesuksesanWalau letih terlihat di wajahmu tak menghapus semangatmuKau selalu mendampingiku menuju cita-citakuMengajariku hal-hal baruDengan sabar kau membimbingkuWalau sikap nakalku kadang mengganggumuSungguh besar pengabdianmuUntuk mencerdaskan generasi mudamuTerima kasih kuucapkan untukmuGurukuKau adalah orang tua keduakuKan kukenang selalu jasamuSekali lagi kuucapkan terima kasih untukmuSemoga selalu bahagia hidupmuKebaikan akan selalu menyertaimuPuisi Hari Guru 14GurukuKarya NurwawanSetiap hari kau bagi ilmumuDengan keikhlasan dan kesabaranSetiap hari kau bimbing akuDengan nasehatmu yang penuh maknaGuruku,Tak pernah lelah kau ajar akuSelalu semangat setiap tugas muGuruku terima kasih,Atas semua pengorbananmu untukkuMaafkan salahku jika kau pernah terluka dengan katakuGuruku, kau tak kan pernah terlupakan dalam hidupkuPuisi Hari Guru 15GuruKarya Lukman Hakim SaifuddinTanpa Guru tak kan ada yang kita tahuTanpa Guru tak kan ada yang kita mampuTanpa Guru kita hanyalah debu yang terbang tak berarahDitiup angin tak tentu arahGuruUcapanmu adalah petunjuk kamiTindakanmu adalah teladan kamiRidlamu adalah kunci sukses kamiDan doamu, doamu adalah berkah tak bertepiMaka, jika ada yang bertanya pada diri iniSiapakah yang paling berjasa kepada diri ini?Maka namamu yang akan kusebut pertama kaliKarena ibu dan ayah adalah juga guru utama kamiPuisi Hari Guru 16Sebatang KapurOleh Iroh RohmawatiDeretan deretan bangku tanpa kedua kaki tetap berdiri meski tidak mampu berdiri tegakSuara lantang terus kau keluarkan sampai mengusir tikus tikus kemalasan di otak kamiTanpa mengenal lelah kau terus mendidik kamiMeski keringat bercucuran dan gaji tak seberapa dibandingkan gaji para aparatur aparatur negara yang tidak adilGuru...Nama yang akan selalu dikenang sepanjang masaDengan kelincahan menarikan sebatang kapur di atas papan tulis yang mulai mengantukDan terus mendidik hingga kami mendapatkan arti pentingnya kehidupanPuisi Hari Guru 17Pipit KecilKarya Zuarni, S. jumpa kita, Kami bukan siapa-siapaHanya pipit kecil dengan paruh menganga dan sayap setengah terbukaKami hanya berputar... berputar...Dan hinggap di pundak ilmu guru-guru kamiAwal jumpa kita Kami bukan apa-apaHanya sobekan-sobekan kertas tak bermaknaMenunggu tangan-tangan kokoh dan jemari lentik guru kamiMerangkainya menjadi buku yang patut diperhitungkanGuruku... lihatlah pipitmuKami telah seperkasa garuda, selincah merpatiDengan ilmu dan petuahmuPicing mata nanar telah sejelita mentari siang hariLangkah seok... telah mantap menapaki jalan tajam beronakKini pipitmu...Telah siap terbang... terbang memetik cita-cita kehidupanDia meninggalkanSecuil sejarah hidup kami di Hari Guru 18Bersamamu, GurukuKarya Yoga Permana WijayaKetika aku menatap langitTingginya takkan dapat kuraih berjinjitTapi tatkala aku menatapnya bersamamu, gurukuAku dapat menggapai cita setinggi ituKetika aku memandang samuderaHamparan luasnya takkan bisa kupeluk di dadaTapi tatkala aku memandangnya bersamamu, gurukuAku bisa merangkul mimpi seluas ituKetika aku melihat gunungBeratnya takkan mampu kupikul di punggungTapi tatkala aku melihatnya bersamamu, gurukuAku mampu mengangkat ilmu seberat ituItulah tinggi, luas dan bertanya jasa yang kau terimaBerkatmu. Ku Menatap, ku memandang, ku melihat sisi lain duniaTuk mengubahnya menjadi bekal kehidupanMaka setinggi langit, seluas samudera dan seberat gunungTerhatur terima kasih untukmu, Hari Guru 19Jangan Ajari Aku Korupsi, GurukuKarya Abdul HakimKureguk ilmumu di saat aku dahaga akan ilmuKurasakan hangat kasih sayangmu kala engkau tebarkan teladan buat anakmuSenyum sapa salammu setia menyambut kedatangankuTanpa kenal lelah engkau tebarkan kebajikanmuAku mungkin bukan anak yang pintarAku ingin meraup ilmu yang engkau ajarIlmumu aku goreskan dengan ujung penaDi atas buku kusimpan jejak tulisanmu penuh rasaKuhayati tutur katamu dengan sepenuh jiwaAku ke sekolah bukan ingin mengumpulkan pundi-pundi angkaAku mungkin bukan anak yang layak menyandang juaraAku hanyalah anak negeri yang ingin melukis masa depan dengan penuh asaAku ingin membekali diri dengan ilmu yang kau semaikan sepanjang masaAku ingin guruku memberi angka apa adanyaBukan angka basa-basi biar aku terlihat anak digdayaMenipu diriku... orang tua... dan seluruh bangsaMeski aku tahu guruku takut dikatakan gagal mendidik anak bangsaTerpaksa memberi angka yang cetar membahanaDi bawah ancaman tunjangan takkan cair kalau anak diberi angka apa jangan ajari aku korupsiBeri kami angka sesuai bukti yang engkau milikiItulah wajah kami yang masih harus belajar lebih keras lagiAgar negeri ini kelak melahirkan generasi emas yang hakikiMampu berdikari taklukkan dunia yang kian berkompetisiBukan emas palsu yang menipu diri sendiriGuruku... Ajarkan kami sepenuh hati dengan kejujuran dan Hari Guru 20Pahlawan yang terlupakanKarya Ahmad Muslim Mabrur UmarCermatilah sajak sederhana ini, kawanSajak yang terkisah dari sosok sederhana pulaSosok yang terkadang terlupakanSosok yang sering tak dianggapIalah pahlawan yang tak ingin disebut pahlawanTerka-lah kiranya siapa pahlawan iniIngatlah lagi kiranya apa jasanyaIa tak paham genggam senjata api Ia tak bertarung di medan perangUcap, sabar dan kata hati menjadi senjatanyaKeberhasilanmu kawan, itulah jasanyaCerdasmu dan cerdasku itu pula jasanyaBukan ia yang diharap menangNamun suksesmu dan sukseskulah menangnyaDapatkah kiranya jawab siapa pahlawan iniKarenanyalah kudapat tulis sajak iniKarenanyalah kau dapat baca sajak iniJuluknya ialah pahlawan tanpa tanda jasaMungkin telah teringat olehmu kawanMungkin telah kau terka jawabnyaIalah pahlawan dan orang tua keduaIalah guru, sang pahlawan yang Hari Guru 21Jasamu Tak TerbalasKarya Saraswitha Shinta HapsariKetika ilmuku gelap gulitaEngkaulah pelitanyaKetika ilmuku butuh cahayaEngkaulah penerangnyaKau bagi ilmuMenerangi otakkuSeolah engkau berkata"Rajinlah belajar muridku.. Agar kau sukses nantinya.."Batinmu...Padamu guru-gurukuAku haturkan rasa hormatkuUntukmu guru-gurukuAku ucapkan terima kasihAtas ilmu yg telah kau bagi pada murid-muridmuJasamu tak kan pernah terbalasSelamat hari pahlawan..Untukmu pahlawan tanpa tanda jasaTerima kasihku...Karna tanpamuAku terjatuh di alam kebodohanPuisi Hari Guru 22Sang GuruKarya Fitriana MunawarohTentang kegelapan...Tentang buta pada zaman dahulu kala....Tentang kebodohan yang merajalela....Dan tentang sosok penumpas itu semua....Ialah sang guru....Sosok yang ikhlas berbagi ilmu....1, 2, 3 ,4 dan seterusnya....Harapnya tetap tak lekang dimakan usia....Tetap tak basi dari sebuah tradisi....Dia tetap mulia...Dengan segala wibawanya....Masa depan?Jangan kau tanyakan....Aku dan kamulah sang harapan...Menjadi lebih hebat dari apa yang ia ajarkan....Maka genggamlah apa yang ia percayakan...Puisi Hari Guru 23Di Hari Guru Karya Marzuli Ridwan Al-bantanyPagi itu, ketika salam dan senyummu menyapa,Aku merasa ada sesuatu yang mengalir deras Dari dalam jiwaku Lebih deras dari nyanyian rintik hujan yang jatuhDi dedaun kering Dan halaman sekolah yang kita ditumbuhi Rumput-rumput teki Di wajahmu melukiskan hari esok untukku Untuk teman-teman sekelas dan sebangku dengankuKau beri kisah tentang cita-cita, tentang pengabdian Yang mesti dirawat sepanjang masa Sisi-sisi kehidupan sebagai tujuan penciptaan kita, Oleh-Nya Yang Maha KuasaPerajut Asa, Penyambung Mimpi Karya Hang Irfan Setiap harimu berdiri Memandangi jiwa penuh mimpi Beralun kata penuh makna Membuka jalan penuh asaSegelas ilmu yang tersaji Seteguk amal yang kunikmati Sebuhul pesan berbalut kasih Merajut harap menutup perihKadang bibirmu bergetar hebat Meneriaki ketidaktahuanku yang lambat Meski lelah ucapmu membimbing Keputusasaanmu tak bergemingWahai insan perajut asa Meski diri kadang tak kuasa Memendam amarah mengumbar murka Namun hati masih terbukaPuisi Hari Guru 24Sebatang Rotan Karya Muhammad SapikriKalau bukanlah disebabkan sebatang rotan ituTak akan mungkin aku mengenal namamuSaat sebatang rotan melecut di tubuhkuDisitulah aku memahami rasa sakitRasa sakit yang mengajar dan menuntunku pada kehidupan sesungguhnyaDia adalah guru mengajikuDi setiap malamnya, ia selalu melirihkan doaAgar muridnya kelas menjadi manusia yang berakhlak muliaSebesar apapun namamu nantiJangan kau lupa dengan sebatang rotan ituBiarpun kini rotan itu telah rapuh dan patahRotan itu juga yang telah membesarkan namamuPuisi Hari Guru 25Guruku, Melati di Ujung Laman Karya AdinBersamamu rekah yang berketap di puncak malamTidak jua ranum di ujung pagiNamun titis embun masih jua mampu hembuskan harapPadamu yang masih igaukan fitriDalam dekap yang erat di buhul lelapLangkah kakimu telah pecah di dalam leachBerkubang segala lantangTentang suara yang tak jua pikirkan siangBertekak membentuk lukaBertukak hingga kau tersiksaSetelah riuh tengkujuh subuhKau masih hangat menyeduh tadahManis gula di ujung madahAda aku diselip dalam ratibmuSenyummu tetap manis melati di ujung lamanTingkahmu rentak zapin zaman berzamanSegalamu adalah pedomanPuisi Hari Guru 26Sumber IlmukuKarya DadenargabismaGuru kau adalah sumber ilmukuSumber ilmu yang telah lamaku cari danKini telah mengisi perjalanan hidupkuGuru keramahan sikapmu seakanMempermudah masuknya berbagaiMacam ilmu yang bermanfaat untukkuyang Haus akan Ilmudan akan menjadi sebuah petunjukuntuk Perjalanan hidupkuGuru saat kau memberikanilmu kepadaku Hatiini mengetahui harapanmuagar ilmu yang kau BerikanAkan berguna diperjalanan hidupku kelakGuru kumerasa terkadang diri initelah MengecewakanmuDengan sikapku dan ku belum mampu untukMengendalikan emosi yang ada didalam jiwakuGuru untuk semua ilmu yang telah kau berikan kepadakuKuhanya mampu berterimakasihDanku berjanji tak akanku Hari Guru 27Pahlawan yang TerlupakanKarya Ahmad Muslim Mabrur UmarCermatilah sajak sederhana ini, kawanSajak yang terkisah dari sosok sederhana pulaSosok yang terkadang terlupakanSosok yang sering tak dianggapIalah pahlawan yang tak ingin disebut pahlawanTerka-lah kiranya siapa pahlawan iniIngatlah lagi kiranya apa jasanyaIa tak paham genggam senjata api Ia tak bertarung di medan perangUcap, sabar dan kata hati menjadi senjatanyaKeberhasilanmu kawan, itulah jasanyaCerdasmu dan cerdasku itu pula jasanyaBukan ia yang diharap menangNamun suksesmu dan suksesmulah menangnyaDapatkah kiranya jawab siapa pahlawan iniKarenanyalah kudapat tulis sajak iniKarenanyalah kau dapat baca sajak iniJuluknya ialah pahlawan tanpa tanda jasaMungkin telah teringat olehmu kawanMungkin telah kau terka jawabnyaIalah pahlawan dan orang tua keduaIalah guru, sang pahlawan yang terlupakanPuisi Hari Guru 28Sang PenerangkuKarya Linda MiliasariWahai sang lentera hatiDi saat kugelap akan ilmuKaulah penerang mendatangikuKau membuatku beranjak dari kebutaan ilmuDengan sabar dan senangKau mendidik kami setiap hariCoretan kisah penuh artiTak lekang habis materi yang engkau kasihPembuka cakrawala dunia iniUntaian mimpi penuh kasihMasa depanku terlihat cerah karenamuJasamu sangat berartiTakkan bisa pernah tergantiKehadiranmu pasti KunantiSelamat Hari Guru Simak Video "Peringati Hari Guru, Siswa SD di Sidrap Buat Prakarya dari Barang Bekas" [GambasVideo 20detik] alk/hsr
6 Guru Matematika. 7. Guru Honorer. Guru kerap disebut dengan pahlawan tanpa jasa. Guru sabar mengajarkan anak didiknya mulai dari baca tulis hingga mengenal dunia. Begitu banyak pengorbanan yang telah guru berikan. Namun, sayangnya balasan yang didapatkan kadang tak sesuai. Banyak guru yang masih hidup kekurangan, padahal berkat mereka anak
Puisi untuk guru tercinta baik untuk sekolah TK, SD, SMP berikut ini adalah kumpulan hasil karya sastra dari anak-anak didik yang dituliskan untuk mengapresiasi dharma bakti seorang pengajar dalam memajukan dunia pendidikan bangsa IndonesiaGuru, sosok yang berjasa tidak hanya bagi diri kita, melainkan bagi sebuah bangsa. Karena dari merekalah tercipta generasi penerus yang tidak hanya memiliki pengetahuan serta keterampilan, melainkan memiliki moral dan mental yang unggul demi kemajuan nusa, terhitung lagi jasa mereka dalam kehidupan kita. Bisa diibaratkan mereka adalah jendela ilmu, jendela dunia serta orang tua kedua bagi kita, karena dari merekalah, kita mengetahui sopan santun, etika, serta ilmu agama yang sangatlah berguna dalam kehidupan kita baik itu secara pribadi maupun kehidupan di dalam cara bagi kita untuk memberikan rasa hormat dan terimakasih kita atas segala jasa yang mereka dharmakan untuk kemajuan pendidikan di negeri ini, diantaranya adalah dengan rajin belajar, berkreasi dengan talenta yang kita miliki serta dengan membuat karya sastra sebagau contoh membuat puisi tentang guru, adalah salah satu cara bagi kita untuk mengapresiasi jasa para pendidik yang dalam pengabdiannya dengan tulus ikhlas mendidik kita, sehingga kita dibekali ilmu yang cukup untuk menyongsong masa depan dan memajukan negara kita akan memberikan contoh puisi untuk guru tercinta, yang biasa dibacakan pada saat hari pendidikan nasional, hari guru ataupun saat perpisahan kelas. Puisi yang akan kami lampirkan adalah puisi guru dalam berbagi tema, seperti puisi tentang guru tercinta, guru tanpa tanda jasa, puisi tentang guru singkat serta puisi guru 4 bait. Berikut contohnya Ia tak paham gengga Tombak Keberhasilanku[ Amanda Nurdhana ]Pena menari di atas kertaskuMenuliskan setiap kata yang kau ucapkan Memberikan secercah cahaya dalam kegelapanMenuntun menuju jalan kesuksesanWalau letih terlihat di wajahmu tak menghapus semangatmuKau selalu mendampingiku menuju cita-citakuMengajariku hal-hal baruDengan sabar kau membimbingkuWalau sikap nakalku terkadang mengganggumuSungguh besar pengabdianmuUntuk mencerdaskan generasi mudamuTerimakasih kuucapkan kepadamuGuruku...Kau orang tua kedua bagikuKan kukenang selalu jasa-jasamuSekali lagi, kuucapkan terimakasih untukmuSemoga selalu bahagia hidupmuKebaikan akan selalu menyertaimuKepada Guruku[ Winda Puspitasari ]Kulihat kau berdiri di pelupuk matakuMenyampaikan pesan waktuTatkala tatapan bertemuAku menangkap sejuta cahaya darimuCahaya ilmu kian masuk di benakkuBahkan aku berharap, ia menjadi segumpal dagingKau pelita diantara legamnya jiwakuLaksana tetesan air di gersangnya gurun pasirDuhai gurukuKau taman kehidupanBerjuta ilmu kau tanamkanTanpa lelah dan putus asaBerjuang mencerdaskan generasi bangsaPahlawan Tanpa Tanda Jasa[ Martha Putri ]GurukuBetapa banyak jasamuKau telah memberikan ilmu kepadakuKau telah mendidikku dengan penuh kasih sayangWajahmu selalu memancarkan keceriaanBelajar dengan hati yang gembiraSedari pagi hingga sore kau membimbingkuKau tinggalkan keluarga untuk membagikan ilmuGurukuKau ibarat lilinYang membakar diri untuk menerangi kegelapanSampai kapanpun akan aku ingat jasa-jasamuKaulah pahlawan tanpa tanda jasaKaulah lentera dalam hidupkuKelak ilmu yang kau berikan akan menjadi pelita dalam kehidupankuGurukuKami sangat menyayangimuTerimakasih telah mendidikkuKegigihanmu dalam mendidikTidak akan pernah kami lupakanSang Penjemput Fajar[ Nariah ]Dalam gelap tidur menyelimutikuSeakan enggan untuk beranjakHingga menggema suara ayam jago berkokokDengan lantang membangunkan setiap insanYang haus akan ilmu pengetahuanMelontarkan setiap kewajiban dan laranganSeakan lupa akan kelelahanMengalir bakti tanpa ingkarDemi menepati janji kepada pengajarBertaruh hari setiap pagiPulang petang fajar kembaliDemi anak bangsa yang berlariMembawa bangga untuk negeriMembimbing setiap siswa tanpa pilah kasihBercanda gurau tanpa pilih kastaDengan mengutamakan logika dan etikaSetengah jiwa ucapan terimakasihSeakan kurang untuk membalas lelah dan letihTerimakasih guruUntuk ilmu yang kau berikanYang mengalir di setiap inchi tubuh iniPuisi GurukuGuru Samudera Ilmu[ Jaja, ]Kekasih, aku pernah kecil dan luguPernah duduk bersama, di kelas ituBersama para guru, samudera ilmuMembuka gerbang cakrawala baru Guru menyeru, mendongakkan kepala ke angkasa jauhMengajak, menyingsingkan lengan baju, melukis laut biruMembuka jalan, menyusuri daratan, juga hutan hijauMenyuruhku bercermin, mebersamaiku membaca lakuSang Penerangku[ Linda Miliasari ]Wahai sang lentera hatiDisaat kugelap akan ilmu, kaulah penerangkuMendatangikuKau membuatku beranjak dari kebutaan ilmuDengan sabar dan senang kau mendidik kami di setiap hariCoretan kisah penuh artiTak lekang habis materi yang engkau berikanPembuka cakrawala duniaUntaian mimpi penuh kasihMasa depanku terlihat cerah karenamuJasamu sangatlah berartiTakkan pernah bisa tergantikanKehadiranmu pasti kunantikanKunci WawasankuGuru adalah kunci pemegang wawasanGuru, dirimu adalah pengganti diri kamiKau ajarkan ilmu yang tak bisa kami beriBerkat jasa dan didikanmuAnak-anak kami mendapat ilmu tambahanEngkau memotivasi anak-anak kamu agar selalu menampilkan yang terbaikDibalik kesuksesan anak-anak kami kelakSalah satunya adalah berkat dukungan kalianUntukmu para guruTerimakasih atas kesabaran kalianTelah membimbing anak-anak kamiGuru Yang Kami CintaiTerlukis senyum dan suka frasa demi ruang yang terasa tanya dalam jauh kami melangkah, tanpa dalam bias keegoisan engkau yang ajarkan kami, tentang banyak hal dialam semesta !Jendela dunia..Pertama kau demi ejaan kenalkan pada kami yang buta betapa hebatnya kami yang dengan tegap, dikursi jabatan bahkan ratusan juta kami semua berkat kecerdasan intelektual kami, yang kini berdiri gagah meninggalkan cerita yang kau ajarkan, moral, etika dan ilmu pelita dalam kegelapan yang pemberi jalan, bagi jiwa salahmu, guru kami tercinta..Bila hari ini..Kami sibuk dengan ambisi cinta dengan dunia dan jabatan menutup hati nurani lupa..Dulu kami punya manusia yang berguna bagi Nusa dan Bangsa..Semoga hari ini, masih ada diantara kami yang setia dengan cita-citanya yang muliaPuisi Tentang GuruTerlukis senyum dan suka frasa demi ruang yang terasa tanya dalam jauh kami melangkah, tanpa dalam bias keegoisan engkau yang ajarkan kami, tentang banyak hal dialam semesta !Jendela dunia..Pertama kau demi ejaan kenalkan pada kami yang buta betapa hebatnya kami yang dengan tegap, dikursi jabatan bahkan ratusan juta kami semua berkat kecerdasan intelektual kami, yang kini berdiri gagah meninggalkan cerita yang kau ajarkan, moral, etika dan ilmu pelita dalam kegelapan yang pemberi jalan, bagi jiwa salahmu, guru kami tercinta..Bila hari ini..Kami sibuk dengan ambisi cinta dengan dunia dan jabatan menutup hati nurani lupa..Dulu kami punya manusia yang berguna bagi Nusa dan Bangsa..Semoga hari ini, masih ada diantara kami yang setia dengan cita-citanya yang mulia. Puisi Tentang Guru SingkatPuisi Untuk Bu GuruWaktu demi silih masa menyemai jiwa..Bu Guru aku sayang padamuBu Guru sudah membimbing kamiBu Guru sudah mengajarkankuMembaca dan menulisBu Guru pahlawankuBu Guru aku akan selalu mendoakanmuSupaya sehat selaluTerimakasih Bu GuruAku sayang Bu GuruGuruKau membimbing dan menerangiAku di dalam kegelapanTerimakasih atas segala jasa-jasamuKarena engkaulah aku dapat membukaJendela duniaJasa Tanpa Pamrih[ wusanyu ]Kau mengajar saya agar pandaiKau membimbing saya agar baikKau memahami celoteh dan kenakalan saya Kau memeluk dan menghiburDalam tangisanku di sekolahGuru, jasamu akan selalu ku ingatSuara dan nasehatmu akan senantiasa kukenangHasil didikanmu membuatku melaju majuTerimakasih kuucapkan untuk jasa tanpa pamrih darimuTerimakasih Guruku[ Ezio ]Terimakasih gurukuKarena engkau aku menjadi pintarKarenamu aku mengenal dunia luasTerimakasih gurukuKarenamu aku jadi lebih mandiriKarenamu aku menjadi lebih dewasaKaulah teladan dalam hidupkuMembimbing dan menyayangikuTerimakasih gurukuJasamu tidak akan pernah kulupakanSenandung Cinta Untuk Guru[ Aliziachansa ]Dengan cinta engkau mendidikkuDengan kasih engkau mengajarikuDengan tulus engkau membimbingkuWahai gurukuEngkaulah pelita hidupkuMengajariku dengan kesabaranJasamu akan selalu kukenangTerimakasih guruku sayang Puisi Guru 4 BaitGuru Pahlawan Tanpa Tanda JasaKetika pagi kulihat sang mentariTerbayang akan cita-citaku yang tinggiKetika aku pergi untuk meraihnyaEngkau mendampingi dan mengajari arti perjuanganEngkau mengajariku membacaEngkau mengajariku menghitungDan engkau mengajariku cinta Sehingga, aku tahu apa arti kasih sayangWahai pahlawan tanpa tanda jasakuBegitu mulianya dirimuYang tak pernah lelah memberikan ilmu kepadakuDan sabar menghadapi sikap anak muridmuWahai sang lautan ilmukuAku tidak mampu membalas budimuHanya doaku yang selalu kuberikan kepadamuKelak ilmumu akan menjadi pelitakuGuru Cahaya Penerang[ Grenais ANF ]Guru, hormat dan kasih sayangku untukmuTidak akan hilang meskipun tertimbun oleh waktuTerkenanng selalu aku akan semua jasamuEngkaulah cahaya penerang bagi aku anak didikmuEngkau kenalkan aku pada banyak hal yang baruLewat beragam buku membuka jendela duniaSemangatmu membara merasuk ke dalam nadikuLetih dan lelah tak pernah sekalipun engkau rasaGuru, engkaulah cahaya penerangkuKau bekali aku dengan berjuta ilmuAgar berguna aku untuk duniaAgar berguna aku untuk agamaWahai gurukuTerimakasih kuucapkan kepadamuWahai cahaya penerangkuJasamu akan terkenang di sepanjang hidupkuTerimakasih Guru[ Athfah Tin Sakdiyah ]Semua nasehatmuTak akan bisa kami membalasSemua yang kau ajarkanDengan selarik kertas iniKami meminta maafAtas semua kesalahanBaik lisan maupun perbuatanBibir ini keluBeribu kata takkan terucapHanya satu yang teringatTerimakasih guruTerimakasih mungkin tak akan cukupMenggantikan semua yang adaTapi ini adalah penghargaanUntuk para guruYang selalu di hatiTanpa terkecualiSang Pengabdi[ zaniza ]Setiap pagi kau susuri jalan berdebuBerpacu waktu demi waktuTak hirau deru kendaraan, lengkingan knalpotTak hirau dingin memagutKala sang penguasa langit turunkan cawannyaWajah-wajah haus akan ilmuMenari-nari di pelupuk mata penungguUntaian kata demi kata terucap seribu maknaUntaian kata demi kata penyejuk jiwaRuang persegi menjadi saksi akan pengabdianmuMenyaksikan tingkah polah penerusCanda, tawa penghangat suasanaHening sepi berkutat dengan soalLengking suara kala adu argumenRuang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmuEntah berapa tinta tergores di papan putihEntah berapa lisan terucap sarat maknaEntah berapa lembaran tumpahan ilmu terkoreksiEntah berapa ajaran budi kau tanamkanGuruku Kau Cahayaku[ Rofik Almuqontirin ]Guruku, kau adalah cahaya kehidupankuLadang ilmu yang kucari di setiap waktuHidupku tergantung pada dirimuLangkahku berkelak-kelok tak menentuSetiap insan selalu datang kepadamuBetapa mulia hidupku di dunia karenamuCahayamu menerangi jiwakuTanpamu siang tanpa malamAku yakin dan percaya kepadamuBahwa guru adalah kunci kesuksesanAku yakin dan percaya kepadamuBahwa guru adalah kunci keberhasilanTanpamu seakan tumbuhan mati kekeringanBumi kelihatan gelap pekat tanpa kehadiranmuGuruku, kau adalah cahaya di hatikuSebagai penerang jalan menempuh impianku Puisi Tentang Guru TercintaBeristirahatlah Guru[ Achrina Lestari ]Guru..Dengarkanlah bisikan alam semesta..Ketika engkau tlah letih dengan peluhmu..Berhentilah sejenak, renungkan..Sejatinya engkau juga manusia biasa..Engkau hanya hamba yang dalam pengembaraanmu masih butuh usapan..Usapan kelembutan dari sang Khaliq..Usapan dari yang tulus terhadapmu..Ingatlah, angin tak selalu jalan searah..Ia mampu senyap, berisik dan menjadi badai..Lalu Kepada siapa lagi engkau akan berlindung..Tentu hanya kepada Rabbmu..Kembalilah padaNya di ruang hampamu..RabbMu siap memelukmu dan menolongmu..Hari Guru Nasional yang Pilu[ Mas Jumadi ]Hari suram menyelimuti dunia pendidikanAnak-anak harus belajar di rumah karena pandemiRasa rindu menggelayut ingin berjumpa guru idamanInsan cendekia pencetak bangsa berprestasiGurauan celoteh mulut mungil hanya sebatas mimpiUcapan selamat pagi, sudah hilang dari peredaranRaport dan hasil penilaian diserahkan lewat aplikasiUlangan harian dan akhir semester, orang tua yang mengerjakanNasib anak negeri akan dibawa kemana?Ajaran tak lagi tatap muka seperti biasaSemua terjadi karena adanya pandemi coronaIndonesia pontang panting mendapat tegur duniaOrang-orang tak peduli dengan protokol kesehatanNyinyir pada aturan yang telah diinstruksikanAlasannya dapur harus tetap diutamakanLalai menjaga diri dan keluarga dari segala cobaan TuhanYok kita benahi masyarakat agar bersatuAmankan negeri, jangan berprilaku masa bodohNorma agama dan leluhur adalah panduan paling jituGenggam erat tradisi, layaknya kekasih yang sudah berjodohPandemi corona segeralah berlaluImpian anak-anak kembali ke sekolah agar menjadi nyataLama sudah mereka merindukan bercengerama dengan kawan dan guruUntuk berbagi kisah suka duka belajar melalui dunia mayaUntuk Guru Tercinta[ Ema Kharisma ] Dulu aku tidak bisa membacaTak bisa menulis sebuah kataKini perlahan aku bisa membacaDan akupun bisa menulis sebuah ceritaTerimakasih wahai guru tercintaDengan jasamu kini kami bisa membacaKau pemberi ilmuBagi semua murid-muridmuJasa-jasamu tiada terkiraMendidik kami agar menjadiAnak yang bergunaBagi nusa dan bangsaTerimakasih GuruTrimakasihku mengalir padamu duhai guruku....Kau didik aku tentang akhlak nan muliaKau tunjukan warna hidup antara hitam dan putih...hingga aku bisa memilihTanpa terasawaktupun kian cepat melaju ....Dipenghujung pencarian ilmukuAku hanya bisa untuk mengenangmuMengenang wibawamu ..ketegasanmu..candamu...juga amarah kecilmu...Dan sekali lagi trimakasih atas ilmu yang kau beri...TrimakasihSang guru bangsa[ Ar Lynch ]Daun berguguran oleh anginpasir hanyut oleh ombakseperti itu lah perumpamaan damayang dirangkul rasa bhinnekaMenggugurkan kebencianMenghanyutkan permusuhanKau selalu melewati jalan tengahTak kenal apapun resikonyaLangkah kakimu membuat sejukTuturan mu membuat bersatu paduAksioma mu pun membuat bersatu hatiTak banyak yang sadar dan mengertiWahai sang widyaiswara bangsaPuisi Guru SedihGuru SejatiEngkaulah yang ku caritidak pernah habis menginspirasimemberikan bacaan tanpa tulisanmengajarkan pengertian lewat ilham yang meniupkan pencerahanmemberi spirit penyemangat sanubariengkaulah bayangan tanpa kehidupantanpa cambuk dan cemeti menunjukkan arahmemberikan kekuatan di setiap langkahtanpa bertanya jawab menengahi tidak memberikan hafalantetapi sering kali memberi ujianengkau sebut siswa bergajultapi engkau puji karena paham seluk beluk menyebut sebagai muridtetapi engkau katakan sahabat ketika bidak catur jatuh tergulingkau tertawa berderai sambil guru sejaticerminan di dalam sanubarihadir selalu setia mendampingitanpa bergeming berada di sampingJasamu Akan TerkenangGuru..Saat kau ajariku ilmu agamaTak lupa kau ajariku adab tatakrama..Guru..Entah berapa jasamu terhadpkuTakan pernah bisa terhitung..Seluruh air laut di duniaTakkan cukup tuk ku jadikan tintaDan pepohonan yg ada di duniaTakkan cukup tuk ku kadikan pena..Guru..Namamu kan ku kenang selalu di hatiWalau sampai akhir hayat nanti..Walau yg memishkan kita adlh matiKu yakinDi akhirat nanti kita pasti bersama lagi..Selamat Jalan Guruku[ Ryan Anggapraja ]Dada ini sesak wahai gurumelangkahkan kaki mengantar kepergianmu tubuh tegap berparas tampan kini harus terbungkus kain kafan Aku masih tak menyangka kini engkau telah tiada rasanya baru kemarin kita bercandabergelak tawa tentang dunia Kini, lantunan indah Qur'an mu tak lagi terdengar ingin bersedih namun dipaksa tegar nasihat yang kadang keras bagai karang dilautanmenampar kami yang sering lupa daratan. Duhai Guruku tercintatenanglah engkau disana, bertemu sang Maha Cintasetiap huruf Kalam-Nya yang murid mu bacatetap mengalir deras padamu duhai insan tercinta. Tenanglah disana duhai engkau guru tercinta nasihatmu tak akan kami lupahidup berserah pada Maha Penciptamati membawa cinta pada Mengiringi LangkahkuDua tahun sudah engkau asuh akuBelaian mu menenangkan gelisah kuDekapanmu menghangatkan jiwakuNasehatmu mengukir kalbuKau berikan ilmu untuk masa depanBimbingan mu mengantarkan ke cita-citaDidikan mu mengasah kecerdasanKeteladan mu mengajarkan kesopananLantunan do'a mu mengiringi langkah kuSenyum tulus mu selalu ku rinduPengorbanan mu tak kan tergantikanIbu guru ku... Jasamu tak kan ku lupakanGurukuDalam lirih keluh di bibirku
JfoR1.